Rabu, 17 Oktober 2012

Cinta Itu, Sayang...

Cinta itu, Sayang.. mengajarkanku keikhlasan. Ikhlas merasakan sakit, juga ikhlas mengobatinya. Tidak meminta imbalan atas apa yang telah dikorbankan. Tidak mengharap pamrih atas apapun!!

Cinta itu, Sayang.. mendewasakanku. Menjelaskan padaku bahwa usia bukan jaminan untuk sebuah kedewasaan. Dewasa dalam arti memikirkan apapun yang akan diperbuat, berpikir panjang dan logis atas konsekuensi sebuah keputusan.

Cinta itu, Sayang.. menguatkanku. Memaksaku bertahan meski berulang terjatuh dan luka. Memberiku pengalaman bagaimana mengeringkan dan menyembuhkan lukaku sendiri.

Cinta itu, Sayang.. mampu melebarkan hati, melapangkan dada. Menaikkan volume sabar, sabar, sabar untuk menunggu.

Cinta itu, Sayang.. membuatku mengerti betapa berharganya sepotong perasaan. Perasaan sayang, rindu, sedih, senang, dan sebagainya. Tanpa mereka, aku takkan pernah merasakan hidup.

Cinta itu, Sayang.. memberitahuku bahwa menangis dan tersenyum itu berbeda tipis. Sama halnya dengan peralihan antara sore dengan malam. Hanya bersekat senja.  Tenggelamnya matahari yang hanya berlangsung 54 detik.

Cinta itu, Sayang.. KAMU!! Sosok yang tak bisa kudefinisikan, tapi mampu mengaduk-aduk perasaan. Sosok yang sulit kugambarkan dalam pikiran orang lain, namun cukup gamblang dalam pikiranku sendiri.

Dan, cinta itu, Sayang.. entahlah. Terlalu sulit untuk menyusun kata yang terlalu banyak berdesakkan di ujung kepala. Lantas, bisa kaubantu menyusunnya??


***** *******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar