Jumat, 20 Juli 2012

Astagaa.. Aku Tenggelam!

Barusan aku mengintip kamarmu. Kau sedang tertidur, pulas sekali. Pelan-pelan kubuka pintu lebih lebar sedikit. Lalu kutelisipkan tubuhku dengan sangat hati-hati agar tak tercipta suara-suara yang membuatmu terbangun. Aku berjingkat mendekat, lantas duduk di pinggiran ranjang tidurmu. Aku kangen kau malam ini.

Aku menatapmu lamat-lamat. Roman mukamu apalagi. Kutelusuri dengan detail. Aku melihat banyak jawaban di sana. Tapi, jawaban yang sulit kumengerti. Jawaban yang entahlah. Harusnya kau katakan itu dengan gamblang.

Baiklah, kurasa lebih baik aku beranjak dari tempat ini. Sebelum aku semakin terlilit jawaban-jawaban yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru, mungkin justru semakin banyak dan membuatku semakin pusing. Aku hendak berdiri, tiba-tiba, dengan sigap sepuluh jemarimu menahan lenganku. Aku kaget! Kutatap lagi romanmu yang masih terpejam, berharap menemukan jawaban, mengapa kau menarik lenganku. Seakan kau tak ingin aku membiarkanmu sendirian di kamar pengap ini.

Beberapa detik, aku masih tak mengerti apa maumu. Kau tetap dalam lelapmu. Hendak kulepas cengkeraman jarimu, namun terlalu kuat kau menggenggam lenganku. Lagian, sentuhanmu kurasa nyaman. Iya, sepertinya diamku lebih baik kali ini.

Aku mulai tersenyum sendiri melihatmu. Lebih tepatnya karena memang aku mengagumimu. Terus saja kau tahan aku di sini. Sampai kau bangun esok pagi, biar senyumku yang pertama kali menyambutmu. Kubayangkan gelagatmu ketika menyadari siapa yang menemanimu semalaman. Kau pasti lucu sekali, lantas melempariku dengan bantal lalu kubalas kau dengan lemparan guling. Jadilah perang ranjang sambil cengengesan usil.

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Eh, ada apa ini? Sungguh aku tenggelam tiba-tiba! Tubuhku terhentak keras ke depan. Seperti ada yang menarikku. Sepersekian detik aku tak sadar. Ketika kubuka mataku, aku sudah terbenam. Tempat apa ini? Sempit, gelap, sulit untuk bernapas di dalamnya. Sedikit kubenahi posisi kepalaku hingga aku bisa menjangkau suasana luar. 

Astagaaaa... ternyata. Aku hanya tersenyum melihat kenyataan ini. Kutenggelamkan lagi kepalaku. Namun, kali ini aku memposisikannya lebih nyaman. Tidak lagi pengap dan gelap. Yang ada malah sempit yang nyaman. Selamanya di sini pun aku betah. Iya, tenggelam di sini selamanya.

Ketika malam semakin matang, lenganmu semakin erat menenggelamkanku. Dasar kau! Sering-sering lah kau melindur seperti ini. Dan aku akan rutin datang ke sini setiap malam. :)

Minggu, 08 Juli 2012

Ada Cerita, Tentang Masa yang Indah..



Ada cerita tentang masa yang indah.. Ketika kau mengajariku tentang cinta. Sesuatu yang asing bagiku saat itu. Kau yang mengenalkan pertama kali. Sesuatu yang belum pernah aku rasakan. Kau memberinya dengan tulus.

Ada cerita tentang masa yang indah.. Hampir enam tahun lalu, kau membuatku nyaman di sampingmu. Menyulap hari-hariku menjadi lebih menyenangkan. Menumbuhkan semangat baru untukku. Kau melakukannya dengan sepenuh hati.

Ada cerita tentang masa yang indah.. Saat kita tertawa bersama. Bermain bersama, lebih tepatnya menertawakan apapun yang kita lihat. Mencoba hal baru.

Ada cerita tentang masa yang indah.. Ke kantin, berdiri menatap ke depan di balkon sekolah, semua kita lakukan berdua. Main surat-suratan di kelas. Malu-malu kucing ketika tak sengaja bertemu.

Ada cerita tentang masa yang indah.. Ketika aku mendengar kau bermain gitar. Di kemah sekolah, kau bernyanyi. Narsis-narsisan. Saling mencuri padang, lantas tersenyum saat Tuhan menakdirkan mata kita bertemu.

Kau tahu? Aku senang mengenang masa-masa itu. Aku tertawa sendiri mengingatnya. Wajahmu yang polos, apa adanya. Senyummu yang manis, suaramu... Ah, entahlah! Semua bagaikan layar lebar, film yang diputar berulang-ulang di depanku.

Tapi, tak jarang mataku berair. Seperti saat ini, bertemankan "semua tentang kita" yang mengalun indah di telinga. Sempurna membawaku menemuimu di masa lalu. Ingin merasakannya lagi. Tentu, masih bersamamu. Kau sadar? Selama ini aku masih menyimpan semuanya. Semua tentang kita. Membekas dalam, enggan hilang. Sungguh, kamu masih spesial.

Kau mengerti? Tentang kenangan-kenangan itu. Tentang masa-masa indah itu. Saat pertama kali kau sentuh tanganku. Saat kau malu-malu menyatakan perasaanmu. Saat kamu menatapku, mengajakku bercerita. Semua belum hilang.

Enam tahun lalu, sampai sekarang, dan entah sampai kapan (mungkin selamanya), semua masih menyisa. Sesak, namun nyaman dan menyenangkan untuk diingat. Jaga baik-baik dirimu. Siapa tahu, kita bertemu lagi. Mengulang enam tahun lalu. Dengan perasaan sama, tatapan sama, ketulusan sama, dan senyum yang sama. Aku masih mencintaimu. :) Sungguh!! #KK