Minggu, 24 Juni 2012

Tetua Penjaja Dzikir

berapa lama kau berkeliling?
jajakan jerihmu semalam suntuk
memasukkan butir demi butir bulatan imitasi
dalam senar lembut meski kau paksa

mata kuyumu menggerabak
pedas dan memerah
untuk sebuah untaian penghitung dzikir

baju kokomu bak gombal
peci putihmu sedikit mengabu
tasbih seribuan apa daya
musnah kau telan

bukan, bukan itu niatmu
kau begitu mencintai-Nya
lewat langkahmu tertatih lelah
bertuntun menderai mendekati maraja

jika senar itu putus?
masaimu menggarang
menjumput lagi dzikir berserakan
jari yang bergetar namun tegas

stasiun tua adalah saksi mati
memuseumkan memoar tilasanmu
hingga kau benar-benar membawa dzikirmu
tasbih-tasbihmu kepada-Nya

sepi, tak lagi menggelantung di langit-langit
per jengkal stasiun kini perindu
seret jepitmu, sobek celanamu
entahlah,
mungkin kau dalam kenisbian
mengarungi sayhadat, menggenggam solawat erat-erat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar