Minggu, 10 Juni 2012

Kotak Bermusik

roman muka yang teduh
guratan sabit barang merekah
ikhlas, berkelakar meski terbeban
semasa jalan suratanmu
peluk aku, Ibu! sekarang!

gestur wajah yang tegas
bentakan kaku mengundang patut
dalam derai keringat menganak
selama napas hembusan berada
rangkul aku, Bapak! Jangan tunda lagi!

sungguh, enggan meremahkan asa
sungguh, kepingan itu akan kusambung lagi
bunuh hitam lewat cangap
tak masalah ditertawakan

harus kudapat!
yakinlah, gadismu akan pulang
mempersembahkan kotak bermusik
mengimpaskan guguran lelah
merapatkan rapuhan niskala


(ketika kalian mengecewakan mereka, dengan berbuat sesuatu yang salah, lihat betapa wajah mereka begitu sayup, dan hati mereka begitu layu. lantas, ketika kalian membanggakan mereka, tak senangkah kalian melihat mereka tertawa lepas, terus melontarkan pujian-pujian yang berlebihan untuk kalian? ketahuilah, melihat anak-anaknya bahagia adalah hal paling penting dalam hidup ayah dan ibu kalian. hal itu yang akan memberi mereka kekuatan, semangat untuk tetap ada di antara kalian. tatap muka mereka lamat-lamat ketika mereka tidur, kemudian ingat seberapa sering kalian menyakiti mereka! bayar hutang kalian kepada mereka! cukup dengan membuat mereka menangis, mengharu biru.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar