Sabtu, 11 Juni 2016

Kemutlakan Tuhan Bernama 'Perpisahan'

Perpisahan. Sebuah kata benda yang banyak disumpahi orang-orang. Termasuk aku. Yang begitu membenci kemutlakan Tuhan yang satu ini. Iya, aku benci.

Perpisahan. Pernah membuatku perlahan berbisik kepada Tuhan selepas solat dhuhur di belakangmu. Untuk lebih lama memberhentikan matahari, meski hanya beberapa detik. Doa ketidakmungkinan yang dilontarkan dengan ketidakwarasan. Karena ketidaksanggupanku menerima kenyataan mengapa pertemuan kita terasa begitu singkat. Ah!

Perpisahan. Pernah membuatku diam-diam berdoa di boncenganmu. Meminta kepada Dzat Yang Maha Berhak untuk mengulur-ulur waktu. Memohon kepadaNya agar ada pertemuan-pertemuan berikutnya. Hingga akhirnya sampai pada titik pertemuan tanpa perpisahan apapun selain permintaan pulang dariNya.

Perpisahan. Pernah membuatku menyuruhmu lekas-lekas pergi dari hadapanku. Karena sejenak logikaku tidak siap dengan perpisahan yang sebentar lagi mengakhiri kebersamaan kita. Aku malu jika kau harus melihatku menangis. Aku tidak ingin kerapuhanku terbongkar olehmu. Aku sungguh, tidak sanggup menahan apapun yang ingin tumpah saat itu. Maka, aku menyuruhmu segera meninggalkanku sebelum pertahananku runtuh untuk tidak menyesali apapun.

Perpisahan. Pernah membuatku menangis sejadi-jadinya di stasiun. Bahkan, dalam gerbong kereta api yang membawa tubuhku semakin menjauhimu kala itu. Sepanjang ular besi melaju, menyelesaikan jarak tempuhnya, selama itu aku tak berhasil memberhentikan air mataku.

Perpisahan. Sejak saat itu, hingga saat ini, selalu, menyemai tunas-tunas rindu yang makin hari makin bertumbuh. Semakin merimbun ketika perpisahan yang tak kunjung disambut lagi dengan pertemuan.

Seseorang yang pernah menemaniku melepas senja, aku teramat kangen. Harus bagaimana aku? Bahkan pengalihan apapun tak sanggup meredakan gemuruh tak tahu diri ini. Tidak ada yang lain, yang bisa kulakukan. Selain menangis, merengek sebuah pertemuan lewat doa, juga meruntuki perpisahan, dan memakinya habis-habisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar