Selasa, 24 November 2015

Apa Namanya?


Apa namanya? Ketika kamu benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan seseorang. Ketika semua yang kamu lihat, kamu sentuh, dan kamu rasakan menjelma menjadi dia. Entah itu hanya halusinasimu, atau memang dia benar-benar sudah menjalari seluruh indera dalam tubuhmu.

Apa namanya? Ketika kamu benar-benar mencemaskan seseorang. Ketika kamu sangat takut hal buruk terjadi padanya. Ketika kamu selalu mengkhawatirkan keadaannya. Ketika kamu begitu ingin selalu di dekatnya, menghalau segala luka dan duka yang hendak menyambanginya sejauh yang kamu bisa. Bahkan, jika tubuh dan rasamu pun harus ikut terluka, mungkin bagimu itu tidak seberapa jika dibanding dia yang harus menanggung duka.

Apa namanya? Ketika yang ada dibenakmu adalah tentang kebahagiaan seseorang. Melihat tawa dan senyumnya menjadi hal yang begitu menenangkan. Ketika kamu sangat takut membuatnya merasa tidak nyaman.

Dan, apa namanya? Ketika kamu benar-benar takut akan kepergian seseorang dari hidupmu. Seperti ada yang kamu sesali ketika dia pergi. Bukan, bukan menyesali apapun tentang dia. Melainkan menyesali dirimu sendiri, lalu kamu berpikir ulang apakah ada yang salah dari tindakanmu sehinga dia begitu saja menjauh?

Sayangnya, aku juga tidak mengerti mengapa demikian. Aku juga tidak tahu semua itu apa namanya. Karena, perasaan yang lebih dari itu tengah menimpaku saat ini.

Dia, adalah penting dalam keseharianku. Kabarnya menjadi salah satu kewajiban untuk kucari tahu. Apakah dia sehat? Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia bahagia? Ke mana saja dia hari ini? Apa saja yang dia lakukan? Dan, bersama siapa kah dia? Sialnya, aku tidak bisa menanyakan semua itu kepadanya. Aku harus cari tahu dengan caraku sendiri. Meski pada akhirnya, tak jarang aku gagal mendapatkan apa yang ingin ku ketahui.

Entahlah, itu apa namanya. Yang jelas, selalu memberi yang terbaik untuknya adalah deretan keinginan yang selalu kuusahakan. Apa pun, asalkan dia bahagia.

Apa namanya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar