Jumat, 15 Maret 2013

Maka Hatimu Akan Menjadi Lebih Baik #Bagian1

Entah siapa, aku sedang merasa bersama seseorang. Ia tak pernah pergi, selalu mendampingiku. Napas dan bisikannya seakan senantiasa berada di belakang kedua telingaku. Perempuan atau laki-laki, aku tak tahu. Yang jelas, dia selalu mendongeng, bercerita panjang lebar dalam apapun yang aku lakukan. Tentang petuah-petuah yang membatasi tingkah lakuku. Juga menumbuhkan banyak pemamahaman baru yang baik dalam pikiranku. --Meskipun, terkadang aku mengabaikannya--.

Tapi, akhir-akhir ini aku mulai tahu bagaimana caranya berdialog dengannya. Aku mulai bisa mengajak bicara sosok tak berwujud itu. Ketika aku menanyai siapa namanya, ia menjawab; "Penjagamu, Nak." Lalu sosok itu mulai bercerita:

"Sebab-akibat itu berlaku mutlak dalam hidup. Maka teruslah berlaku baik, tulus.

Ketika ada yang menyakitimu, kala itulah kekuatan hatimu sedang diuji. Selentur apa hatimu untuk tidak robek dihujami duri, dihantam batu. Teguhkan hatimu, Nak. Kesakitan yang lebih perih, lebih parah akan kaudapat ketika kamu balas menyakiti yang menyakitimu. Memang tidak mudah, tapi bukan berarti sulit. Kau bisa! Cobalah, Nak!

Ketika kau disuruh memilih, kala itulah pengorbananmu diuji. Seberani apa kau akan meletakkan kebahagiaanmu demi orang lain. Seberapa bijak pikiranmu dalam memilih sebuah "nasib". Tapi, Nak, tak selamanya kau harus bersakit-sakit demi orang lain. Ada saatnya kesenanganmu harus lebih kau prioritaskan. Itu tidak salah, Nak. Asal sesuai porsi dan tidak berlebihan.

Ketika segala yang kau inginkan terwujud, sesungguhnya saat itulah bitiniahmu sedang sedang mengalami titik kulminasi pengujian. Kau harus menempatkan apa yang kau punya sesuai pada tempatnya. Jangan salah, Nak, semakin banyak sesuatu yang kau miliki, semakin banyak yang sirik, yang hendak mengganggu dan merusak. Maka kau harus pandai-pandai membentengi dan memagari apapun yang telah menjadi hakmu dari tangan-tangan jahil.

Sebaliknya, ketika apa yang kau cita-citakan tak kunjung terwujud, jangan kau berburuk sangka kepada siapapun. Haram bagimu menyalahkan siapapun. Tak ada yang salah dalam kegagalanmu, kecuali kesalahan dan kecerobohan dirimu sendiri. Namun, jika kau merasa usahamu sudah cukup besar, gigih, namun tetap saja sulit mencapai misimu, itu berarti ada takdir lain yang lebih diperuntukkan untukmu.

Jadi, Nak, berusahalah untuk selalu hidup dalam garis halal Tuhan. Dan yakinlah! Tuhan sungguh mencintaimu. Sangat menyayangimu.."

Aku tertegun, masih serius mendengarkan..

(Bersambung...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar