Jumat, 21 September 2012

Untukmu Mengenalku, dan Untukku Mengenalmu dengan Cara Kita Masing-masing

biar kusentuh pipimu.
menghafal, agar aku tak pernah lupa guratan senyum yang meninggalkan sedikit lesung.

paksa aku menatap matamu.
melihat, sedalam apa bola hitam itu mengenalku.

izinkan kuraba bibir dan dadamu.
memastikan, bagaimana korelasi keduanya yang sejujurnya.

boleh kugenggam pergelangan tanganmu?
hanya ingin tahu, secepat apa nadi itu berdetak saat kau bersamaku.

tersenyumlah lebih lama di depanku.
biar aku percaya, bahwa sabit paling indah adalah bagian dari wajahmu.

kudengar suaramu.
aku yakin, ada merpati yang menangis iri di belakangmu.

bersajaklah (lagi) untukku.
sampai kata-kata di bumi ini habis kau pakai
sungguh, aku tenggelam dalam sonetamu..


ketika suatu hari nanti kau mulai membuka hatimu, maka aku masih tetap tergugu dibawah pintunya. bukan untuk memarahimu yang telah membuatku menunggu lama, menahan dingin, terik, dan mendengar kata-kata yang menyakitkan telinga. tapi, untuk tersenyum lantas memelukmu. karena di situ lah letak cinta, pengorbanan, dan penantian panjang. anggap saja itu masa transisi, untukmu mengenalku, dan untukku mengenalmu dengan cara kita masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar