Minggu, 26 Agustus 2012

Beling-Beling yang Berburai

Beranjak, buru-buru. Beling terjungkal, terjatuh, terinjak, dan pecah berburai. Bahkan, sandal pun akan tertembus karena tajamnya. Luka? Siapa peduli? Ini hidupku, dan mereka tak perlu tahu (tak mau tahu tepatnya). Terus mengucur, lantas meninggalkan jejak bercak merah. Tetap saja, tak ada yang mau membersihkan. Justru dibiarkan menghitam.

Kuteruskan melangkah. Lebih cepat, dan semakin cepat. Tentu semakin berdarah dan perih. Namun, takut kehilangan intaian. Entahlah, tekad selalu membulat untuk menjangkaunya.

Rintihan tak ada lagi yang mendengar. Raut kesakitan tak ada lagi yang melihat. Menyentuh? Lalu bertanya? Ketahuilah, mereka dengan sengaja memagariku. Berlalu lalang di balik pagar itu, menutup telinga, memejamkan mata, dan menyumpal mulut!

Sudah, akan tetap kulanjutkan. Dengan beling-beling yang jatuh tak terhenti, kemudian tercecer membuka perih. Tentang mereka? Peduli apa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar