terus kayuh!
semakin berat karena butut
berkarat dan semakin rapuh
subuh menusuk, berkabut gelap
terus meracau!
terik mengintip lewat ujung sayu matamu
aspal semakin mengapur
sebab lelah melihat trotoar puas menyeringai
ternyata, siang masih pekat
terus kau kayuh!
balik kelambu yang kau rindu
langit kuning telur setengah matang
muram mega sedikit berdusta
bahkan, senja ini makin berjelaga
hingga secangkir teh milik tetangga
hangat wangi melati mengundang hasrat
gegara kilat tak memberimu atas itu
malam ini mendung
tiba-tiba hujan berguntur
bak kabut nalurimu
sayang, nasibmu
memaksa turuti waktu bernapsu
bernyawa tetanggung
teracuni di kota hitam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar